Sabtu, 02 Desember 2017

Ibu

Satu kata ajaib, ibu. Baru kerasa gimana hebatnya seorang ibu itu ya sejak punya anak sendiri.

Apapun rela dilakuin demi anak. Bukan mau sombong atau merendahkan ibu2 lain, tapi aku ngalamin sendiri gimana waktu abis ngelahirin, rasa sakitnya bekas lahiran yang Alhamdulillah normal, tapi dapet cobaan lain. Demi sebuah ASIX, aku kudu banget berjuang ngelawan sakit PD, sampe lecet2 sampe berdarah2 bahkan buat jalan aja sakitnya Naudzubillah. Kesenggol baju apalagi. Dipaksain di nenenin, sambil nangis2 teriak2, berderai2 lah entah brp banyak tangisan nahan sakit tapi tetep berjuang buat anak.

Tambah besar anaknya tambah banyak lagi godaannya. Aku pasti gak sempurna, tapi kerasa banget ya sayangnya seorang ibu sama anaknya. Baru pulang kerja dikabarin simbak kalo anaknya tiba2 pilek. Awalnya niat nyampe rumah mau istirahat tenang, berubah jadi melek semaleman. Dikit2 ngoles2 minyak telon, diolesin bawang merah ke badannya, pake kompres..apapun lah dilakuin sepanjang malem dan jadi lupa kalo capek banget abis kerja.

Sekali lagi bukan niatku sombong, tapi aku jadi sadar kenapa mama dulu bisa tiba2 kelihatan kuat dan sehat banget sepanjang malem kalo aku atau adikku sakit. Ternyata gitu rasanya.

Subhanallah banget ya seorang ibu. Kalo udah gini juga baru kerasa kenapa kadang suka tega nolak kalo disuruh mama atau suka gak dengerin kalo lagi dinasehatin atau dimarahin karena jelas2 akunya salah. Ya ampuunn, maafin aku ya ma..😍😍😍

Ibu emang tak tergantikan.

Untuk semua ibu di dunia dan untuk semua perjuangan yang udah dilakukan, seringan sampai seberat apapun itu. Kalian semua luar biasa! 😘😘😘

Rabu, 22 November 2017

Rindu (Cerpen Malam)

Sudah hampir dua bulan aku berpisah sama Rina, saudara kembarku. Rindu. Aku rindu sama dia, jauh dibandingkan jika aku harus memilih rindu sama pacarku. Mungkin beberapa dari kalian menganggapku freak. Aneh atau semacamnya. Ngapain sih kangen sama sodara sendiri, sama ceweknya pula.

Ah, Rina. Dia yang begitu ceria, cuek gak pernah sakit hati kalau aku jahatin dia tapi yang paling pertama ada di sampingku kalau aku ada masalah.

Kisah terakhirku sama Rina waktu aku baru aja diputusin Galang. Aku masih inget banget Rina semaleman tidur di kamarku nenangin aku dan hebatnya dia bener-bener tenang saat aku bercucuran air mata.



Aku buru-buru ambil HP, kutelpon adik perempuanku itu. 
"Kamu dimana Rin? Aku kangen nih"

"Ah tumbenan, biasanya juga kamu jahatin aku suka nyuruh-nyuruh gak jelas kan?"

"Hahahaha iya sih. Itu juga kali ya yang bikin aku kangen. Gak seru nih kalau aku cuma nyuruh budhe tin"

"Yaudah makanya mandiri donk Ran. Udah gede juga masih aja manja. Pantes deh kalo si Galang mutusin"

"Rinaaaa..jahat banget sih nih anak. Kan aku jadi keingetan lagi sama dia. Yaudah ah, forget him! Eh btw kamu di Jakarta udah punya pacar belom sih?"

"Belom nih Ran. Cowok disini sok berkelas semua padahal juga tipis dompetnya, hahahha. Di kantorku nih ya barusan ada anak baru cowok. Seumuran sih sama kita, awalnya baik, cakep dan kayaknya perhatian gitu sama aku. Eh waktu udah mulai deket ternyata dia suka main tangan."

Malam itu kami habiskan waktu bercengkerama berdua menceritakan hidup kami masing-masing. Kami dibesarkan di Surabaya. Ibu kami meninggal waktu kami umur 10th. Ayah kami sudah menikah lagi dan istri barunya tinggal bersama kami. Sebenernya ibu baru kami ini baik dan sayang sama kami, cuma bagaimanapun juga terasa ada jarak dengannya. Akhirnya kami memilih untuk saling menguatkan berdua. Iya berdua saja. Rani dan Rina. 

Beginilah kami sekarang. Usia 23 tahun dan kami harus berpisah karena pekerjaan. Aku bekerja sebagai bankir, masih di Surabaya dan tinggal dengan orangtuaku. Rina harus merantau ke ibukota dan bekerja di dunia perfilman sesuai dengan cita-citanya.

Sehari-hari hiburanku bisa dibilang hanya teman-teman di kantor. Bankir adalah pekerjaan yang gak pernah ada dalam bayanganku. Setelah kujalani, aku harus berkutat dengan rutinitas, pulang malam, rajin ke customer, pakai make up dan segala keribetan lain yang sama sekali bukan passionku. Teman curhat setiaku sampai detik ini tetap Rina. She is my best. Always.

******************************************


Hari ini weekend. Aku masih gegulingan di kasur dan masih belum ada rencana mau ngapain. Cewek. 23 tahun. Kerja. Selalu cantik dan modis. Trus jomblo. Aaahhhh!!!!

Tiba-tiba ayah masuk ke kamar. Kupandangi dia yang berjalan mendekatiku. Aku tahu dia sayang sekali sama aku dan Rina. Dibalik kerja kerasnya untuk menghidupi kami, aku tahu dia lelah. Dia seorang ayah yang bertanggung jawab dan sangat menghargai pendapat orang lain. Walaupun kami jarang mengobrol dan bisa dibilang tidak terlalu dekat, tapi aku bisa merasakan betapa sayangnya dia. Anaknya hanya aku dan Rina. Istri barunya divonis untuk gak bisa punya keturunan. Tapi hebatnya dia tetap sayang sama istrinya. Ayahku juara!

"Ran. Kamu gak kemana-mana hari ini?" Tanyanya.

"Eh ayah. Nggak yah, mau tidur aja deh di rumah. Kenapa?"

"Ayah mau ngajak kamu jalan. Kayaknya udah lama banget sejak kamu masih SMA ayah ajak kamu sama Rina jalan." Dia tersenyum simpul.

Aku kaget. Kenapa bisa tiba-tiba ayah ngajak jalan. Aku pun mengangguk setuju. 
"Sekarang yah?" Tanyaku.

"Iya. Yuk kamu mandi buruan sarapan trus kita berangkat. Udah ditunggu ibu juga tuh."

Aku buru-buru bangun dari kasur dan bersiap-siap. Kenapa ayah tiba-tiba aneh yaa? Gak habis pikir juga sih.


******************************************

Ayah mengajakku dan ibu ke sebuah resto. Aku sendiri belum pernah tahu ada resto itu. Restonya kecil, nuansa yang ditawarkan adalah alam. Banyak air mancur disana. Kolam ikan, ada pepohonan berjajar rapi di sepanjang pintu masuk. Meja kursinya juga dari kayu. Di setiap meja ada bunga berwarna-warni. Bagus banget.

Kami memilih duduk di ujung dekat kolam ikan. Setelah selesai memesan, ayah tampak serius memandangiku. Disampingnya ada ibu yang tersenyum manis padaku.

"Ran, ada yang mau ayah sampaikan."

Aku diam menunggu.

"Sebelum ayah bilang, ayah mau kamu peluk dulu Rina. Kamu kangen kan?" Ayah berkedip dan menyuruhku untuk berbalik badan.

Aaahhhh Rinaaaa..dia berdiri tegap di belakangku. Tanpa pikir panjang aku teriak, berdiri dari kursi dan kupeluk dia erat sekali. Aku bisa merasakan degup jantung kami beradu. Ada rindu yang benar-benar gak bisa kami ungkapkan. 

Beberapa menit kami temu kangen. Rina duduk disebelahku dan tiba-tiba suasana berubah menjadi serius. Ayah kembali memandangiku. Kali ini kami. 

"Sebenernya ayah sengaja ngundang Rina untuk pulang hari ini. Ayah mau sampaikan sesuatu untuk kalian." Tatapannya tajam. Dia pandangi aku dan Rina bergantian. 

"Apa sih yah? Kok serius banget?" Rina nampaknya mulai penasaran.

"Ayah tahu, kalian sudah sangat hebat selama ini. Kalian besar tanpa ibu kandung kalian. Ayah sadar ayah terlalu sibuk dengan pekerjaan ayah. Ayah kurang perhatian sama kalian. Tapi mungkin tanpa kalian tahu, ibu kalian ini sangat perhatian dan sayang sama kalian. Dia selalu cerita ke ayah bagaimana aktivitas kalian. Maafkan ayah kalau ayah selama ini tidak dekat dengan kalian. Kalian harus yakin, doa ayah selalu untuk kalian. Ibu kalian ini, dia akan panik kalau kalian udah tidur sekamar. Dia tahu itu artinya salah satu diantara kalian sedang ada masalah. Tapi dia gak pernah berani bertanya. Dia hanya berani cerita ke ayah dan ayah hanya akan menjawabnya dengan kalimat mereka pasti bisa menyelesaikannya."

Aku tertegun. Ternyata selama ini ibu tiri kami baik sekali. Bukan hanya sekedar baik. Aku gak pernah sadar akan hal itu. Aku yakin Rina pun merasakan hal yang sama denganku. Aku dan Rina sepakat, ketika ayah memutuskan menikah dulu, kami gak akan menghalanginya. Asalkan ibu baru kami baik dan tidak mengusik hidup kami, kami setuju. Namun ada satu hal yang baru aku sadari sekarang, kami sudah telat menyadari betapa baik dan perhatiannya ibu baru kami ini. Tanpa sadar aku meneteskan air mata.

Ayah melanjutkan,
"Ayah tahu kalian belum pernah berpisah sebelumnya. Ayah tahu perpisahan kalian ini berat dan kalian harus kuat melewatinya hanya berdua."

Ayah menghela nafas panjang.
"Restoran ini milik ayah. Ibu baru kalian yang meminta ayah membuat ini. Dia ingin melihat kalian bersama. Semua konsep desain dan promosi, ibu kalian yang atur. Dia tahu Rina suka dengan dunia promosi, marketing dan perfilman. Di sini sudah disediakan semua medianya. Kamu bisa shooting, mengatur apapun yang kamu mau untuk kamu promosikan Rin. Ibu kamu sudah menyiapkan kenalan orang TV untuk membantumu. Untuk Rani, ibumu tahu kamu suka memasak kan? Lihat saja ke dapur, semua desain dan perlengkapannya sudah disiapkan untukmu. Restoran ini mulai saat ini resmi jadi milik kalian. Silahkan kalian gunakan, berhentilah dari pekerjaan kalian saat ini dan bersama-sama membangun tempat ini. Sudah setahun terakhir restoran ini ada dan omsetnya bisa kalian cek nanti. Rani pasti paham kan dengan pembukuan?" Ayah menyudahi pembicaraannya.

Aku dan Rina berpandangan. Kami berdiri, mendatangi orang tua kami lalu memeluk mereka. 

Rindu. Sungguh aku rindu kebersamaan ini. Sudah lama sekali aku tidak memeluk orang tuaku. Aku menyayangi mereka dan sejak saat ini aku berjanji untuk selalu membahagiakan mereka. Mereka bertiga. Ya, ayahku dan dua ibuku. 😚







PS. Cerpen ini dibuat sesungguhnya waktu aku lagi kangen sama suamiku yang harus dinas sebulanan di Jakarta. Mungkin beberapa dari kalian yg baca atau yg terbiasa LDM dengan suami atau istri, ngelihat aku terasa alay. Aku tahu kalian orang-orang hebat yg pantang menyerah. Aku sedang berusaha kuat seperti kalian. Jalan kita semua berbeda, semoga kita semua selalu dalam kebahagiaan bersama keluarga kita. 😚😚

Senin, 20 November 2017

How cute he is

Betapa beruntungnya aku dan malam ini aku sadar satu lagi hal yg sangat sangat harus ku syukuri.

Selama empat hari kemarin (Kamis-Minggu) ceritanya Tasaka dijemput akung uti nya buat nginep di Ponorogo. Alasannya sih simpel, karena mama nya mau ada acara kantor di Jogja hari Sabtu-Minggu dan ayahnya di Jakarta sampe sebulan, Tasaka mau diajak liburan sendiri aja.

Alhasil selama 4 hari itu kami bertiga terpisah jarak Surabaya-Ponorogo-Jakarta dan sempet juga Ponorogo-Jogja-Jakarta.

Aku yang gak biasa jauh dari Tasaka, atau kira2 terakhir aku jauh waktu training di Palembang setahun yang lalu. Tiap hari pasti gantian aku yg nelponin Tasaka abis itu lanjut nelponin ayahnya. Hahahha ayahnya juga butuh ditelpon kan?
Kangen banget sama Tasaka loh. Tapi kayaknya dia disana hepi banget sampe2 pas ditanyain kangen mama apa ngga jawabannya nggak. Hahahha...

Malem ini, aku manggil tukang pijet. Badan udah remek aja rasanya, capek dan tanda2 flu mulai nampak. Pas pijetnya udah mau selesai, Tasaka yang udah gak sabar nungguin mamanya ikut nemenin di kamar. Gak tau gimana, tiba2 aku nyeletuk "iya kak mama sakit, ini dipijetin yaa.."

Guess what? Tasaka tiba2 bilang "mik obat maaa.." trus matanya berkaca2 dan sejurus kemudian dia nangis ngejer banget sambil megangin tanganku dan sedih banget kayaknya lihat aku dipijet karena sakit.

Aaahhh sayang, how cute you are. I love you to the moon and back my baby boy! 😘😘😘

Tumbuh jadi anak sholeh, sehat selalu, bahagia hidupnya, cerdas, selalu beruntung dan jadi orang kaya hati, kaya iman dan kaya harta ya nak. 😘😘😘

Rabu, 25 Oktober 2017

Untuk yang Pertama

Ini ditulisnya pagi2 pas lagi di kantor dan pas banget baru aja kejadiannya tadi sebelum berangkat kerja.

Jadi ceritanya aku yang lagi mandangin dia tidur, udah dicium2in udah dipeluk2in tetep aja gak bangun. Akhirnya aku mandi, belum sempet mandinya dia bangun. Akhirnya aku uyel2 dulu di kasur aku bilangin kalo mama mau mandi ya, mau kerja.

Di luar rencana, tiba2 dia nyeletuk. Ini celetukan yang bener2 pertama kalinya dan bener2 bikin panas ati.

"Mama jok jaaa" means "mama ojok kerja"

Aahh siapa yang ngajarin dia ngomong kayak gitu? Kenapa tiba2 banget dan bener2 pertama kalinya dia bilang gitu. Langsung gak kuat, aku mewek. Awalnya cuma mewek, lama2 nangis ngejer di depan wajahnya.. sambil nangis sambil air mata keluar terus, dia berusaha ngusapin dan ketawa2. Ah, makin gak brenti nangis walopun sambil ketawa2 nguyel2 dia.

Doakan ya sayang, someday..cepat atau lambat, doakan mama mu ya nak.

Senin, 16 Oktober 2017

Rosa (Cerpen Menjelang Tidur)

Rosa sedang asyik mengetik di depan komputernya saat tiba-tiba ada suara-suara ramai di sekitarnya. Dia berdiri sebentar, melihat kerumunan orang yang entah apa yang sedang dibicarakan, lalu memutuskan duduk kembali.

Tiba-tiba Surya mendatanginya dan berucap, "Ros ada anak baru tuh. Cowok cakep dan kayaknya smart. Lagi di ruangan Bos tuh, gak kesana juga?"

Rosa menoleh sebentar, lalu berbalik badan lagi menghadap komputer sambil menyahut, "Aduh Yaakk, ntar juga dia keluar sendiri kan. Masih bayak pendingan nih gak kelar-kelar,"

Surya menyerah. Rasa-rasanya ini sudah lebih dari 5x teman-teman Rosa berusaha mencarikannya jodoh. Tapi entah kenapa Rosa tidak pernah sekalipun tertarik pada laki-laki pilihan teman-temannya.

Rosa adalah seorang perempuan riang, pekerja keras dan sangat supel. Kalau bicara soal prestasi, sebenarnya Rosa tidak bagus-bagus amat. Usianya 25 tahun dan teman-temannya selalu penasaran, melihat tingkah Rosa yang sangat supel kenapa sama sekali tidak ada pacar di hidupnya? Bahkan Rosa sangat tertutup untuk satu hal itu, sekalipun itu pada sahabat perempuannya.

Setelah kurang lebih 15 menit berlalu, anak baru itu keluar juga dari ruangan Bos. Diajaklah dia berkeliling kantor sambil dikenalkan dengan seisi warga kantor, tentunya tak terkecuali Rosa.

"Awan," katanya sambil menjulurkan tangan ke Rosa.

"Hai Awan. Aku Rosa. Salam kenal," Rosa membalasnya dengan senyuman.

******************************************


Sudah 6 bulan ini Awan bekerja di kantor Rosa. Rosa yang memang merupakan seorang yang supel dan banyak teman, mudah saja akrab dengan Awan.

Sudah seminggu ini Rosa sering diantar pulang Awan. Sesekali sambil mampir makan malam. Awalnya biasa saja sampai akhirnya Rosa menaruh kagum pada sosok pria itu.

"Aku emang suka sekali baca, apapun sih sebenernya. Bukannya sombong, aku pernah bikin suatu laporan yang belum pernah dibikin sama temen-temen sekantor. Akhirnya laporanku itu dijadiin acuan dan dipatenkan sama bosku, semua juga harus ngelakukin hal yg sama. Eh, gak lama dia resign, aku dapet tawaran disini. Yaudah pindah juga deh, hahahaha," Awan bercerita.

Rosa menatap mata temannya itu, entah kenapa muncul perasaan kagum pada sosok pria itu. Tapi Rosa takut. Takut kembali seperti dulu.


Hubungan mereka semakin dekat. Awan semakin sering mengajak Rosa keluar. Bahkan weekend pun tak jarang Awan mengajak Rosa nonton. Well, sejauh ini hubungan mereka masih sekedar teman.

Lama kelamaan Rosa mulai panik. Entah kenapa, dia merasa terkadang Awan begitu perhatian. Tapi setengah jam kemudian Awan bisa berubah jadi sosok yang sangat dingin dan jutek kalau diajak ngobrol.

Kali ini Rosa sudah mulai terjebak cinta. "Ah, kalau toh dia suka kenapa cuma gini-gini aja hubungan kita? Masak iya aku harus memperjelas? Duh!"

******************************************

Minggu siang.

Rosa yang sedang tiduran di kamar kosnya tiba-tiba dapat telpon dari nomor tak dikenal. Penasaran, diangkat aja telpon itu siapa tahu dari klien kerjanya.

"Halo ini bener nomernya Rosa?" Tanya suara di seberang telepon.

"Iya, maaf ini dengan siapa ya?" Rosa menjawab.

"Ini Danu. Masih ingat?"

Rosa diam. Dia kaget. Kenapa bisa tiba-tiba muncul lagi sosok ini, batinnya kesal.

"Ros..kamu masih di sana kan?"8
Rosa diam saja.

"Ros, aku di depan kos kamu. Keluar donk plis."

Buru-buru Rosa menutup telponnya. Dia bangkit dari kasur, cepat-cepat berdiri dan reflek bersolek sedikit dengan bedak dan lipstik tipis.

Rosa membuka pintu kosnya dan dilihatnya sosok yang sudah lama sekali tidak dia temui. Muncul perasaan rindu yang menyesakkan. Danu. Laki-laki yang pernah mengisi hidupnya selama hampir 5 tahun sampai tiba-tiba Danu menghilang. Hanya ada pesan singkat di HP Rosa kala itu yang mengatakan kalau Danu harus ke Jakarta dan tidak bisa meneruskan hubungan mereka. Kali ini Danu datang lagi di hadapannya.

******************************************

Rosa bingung. Danu semakin dekat setiap harinya. Apapun yang Rosa butuhkan entah mengapa Danu selalu ada. Seperti siang ini. Danu sudah siap di depan kantor Rosa untuk menjemputnya. Rosa harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan pergi ke rumah saudaranya yang mendadak butuh bantuan. Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 dan Rosa mulai berbenah. Dia berniat untuk ijin pulang cepat hari ini. Rosa pun udah membawa tas dan berjalan menuju ruang kerja bos.

"Pak, saya ijin pulang cepat hari ini ya Pak mendadak ada Saudara yang butuh bantuan saya," ucap Rosa.

Bos Rosa rupanya sedang berbaik hati dan mengijinkannya untuk pergi. Saat kelua dari ruangan Bos, tiba-tiba Awan mendekatinya dan bertanya

"Ros, mau kemana? Kok panik gitu kayaknya."

"Iya nih, saudaraku sakit mau minta anter ke dokter. Maklum dia di sini sendiri, sama-sama perantau kayak aku."

"Oh gitu. Yaudah ati-ati ya," Awan tersenyum tulus.

"Okee," balas Rosa.

"Eh Ros. Ntar malem temenin aku cari kado yuk buat adekku. Aku gak paham nih kalau cewek kayak gimana kadonya."

Sejurus kemudian Rosa terdiam, lalu mengangguk. Dia tahu siang ini keluar dengan siapa dan nanti malam dengan siapa. Tau ah, mau sama sapa aja bebas, pusing juga kalau kayak gini.

"Oke beres, nanti wa ya," Rosa pun pergi dan berjalan cepat keluar kantor.

Malam harinya Rosa dan Awan sepakat bertemu di salah satu mall di kota itu. Mall nya tidak terlalu besar tapi cukup nyaman untuk berbelanja dan makan.

Awan mengajak Rosa makan di salah satu cafe dengan ukiran kayu. Tempatnya romantis dan di setiap meja ada lilin dan bunga mawar kecil yang menghiasi. Ditambah lagi dengan alunan live music malam itu semakin membuat suasana romantis.

"Kok ngajakin ke tempat beginian sih? Tumbenan."

"Hahahaha kenapa gak suka ya?" Awan menimpali.

"Bukaann. Maksudku kenapa tumben banget gitu ngajakin makan di tempat begini, kayak ngajak pacarmu aja sih," Rosa mencoba memancing. Terus terang Rosa memang penasaran dengan teman kerjanya satu ini. Kadang baik kadang jutek tapi kalau Rosa butuh bantuan mendadak dia selalu bisa ngasih solusi. Well, sejauh ini bantuannya emang seputaran kerjaan kantor aja sih.

"Gak ada apa-apa sih Ros cuma pengen aja gitu sesekali nongkrong di tempat macem gini," Awan terlihat agak canggung sambil sesekali merubah posisi duduk dan memain-mainkan bungkusan kado untuk adiknya.

Rosa menghela nafas. Dalam hati dia sebel, tuh kan nih orang emang aneh.

"Hhmm oke, yaudah yuk makan."

Karena sebel, Rosa pun memakan hidangannya tanpa sedikitpun berhenti. Rosa masih belum paham dengan sikap Awan. Beda sekali dengan Danu. Beberapa hari lalu Danu mengajaknya balikan, tapi Rosa masih belum yakin. Hatinya masih sakit dengan sikap Danu dulu. Sekarang ada sosok laki-laki baik, smart dan penyayang keluarga di depannya. Tapi Rosa gak pernah tahu apa yang ada di hati laki-laki di depannya itu.

******************************************

Rosa kembali berkutat dengan kerjaan. Dia sedang berusaha melupakan dan mengesampingkan sosok lelaki. Kali ini dia kesal. Tidak tahu harus bagaimana dengan Danu. Di satu sisi Rosa berharap Awan suka dengannya dan mengakui itu. Tapi tidak pernah sedikitpun Awan bicara soal hati pada Rosa.

Hari sudah gelap. Kali ini Rosa naik ojek ke kantor. Semua pekerjaan hari ini sudah diselesaikan dan Rosa bersiap pulang. Saat sedang asyik memesak ojek online, tiba-tiba Awan datang.

"Ros, pulang bareng aku aja. Aku juga mau balik nih."

Belum sempat Rosa menekan tombol "search driver", dia mengangguk. Rosa akan mencobanya lagi siapa tahu kali ini Awan akan menyampaikan sesuatu.

Rosa berjanji pada dirinya, kalau memang nanti Awan tetap sama seperti Awan kemarin, dia akan pergi. Tidak ada lagi nama Awan dalam hidupnya.

Mereka sedang asyik ngobrol soal kerjaan saat tiba-tiba Awan mendapat telepon. Sekilas terdengar sebelum Awan pamit untuk mengangkat, ada suara perempuan di seberang sana. Rosa terdiam.

Awan kembali ke meja dan wajahnya terlihat panik.

"Kenapa sih?" Tanya Rosa.

"Ah, itu gpp kok. Adik tadi yang telpon."

"Bohong. Siapa sih? Kalau adik kok panik gitu wajahmu? Kamu kenapa sih sebenernya? Aneh." Rosa mulai kesal.

"Kamu mau tahu yang sebenernya?"

"Ya terserah sih. Kalau kamu mau berbagi cerita hidup gpp kalau nggak juga gpp. Toh selama ini emang kita cuma sebatas temen kantor dan pembicaraan kita pun soal kerjaan kan."

Awan menatap Rosa tajam. Semilir angin di warung tenda malam itu terasa makin menusuk di badan Rosa. Awan menghela nafas panjang dan akhirnya berkata,

"Kamu mau nikah sama aku?"

Rosa panik. Kok? Kenapa jadi gini?
Tatapan Awan makin tajam. Tatapan ini yang memang membuat Rosa selama ini selalu meleleh. Awan terlihat begitu tenang dan mendamaikan. Ah, tapi kenapa tiba-tiba. Bahkan Awan gak pernah sekalipun bilang sayang padanya.

"Ini maksudnya gimana sih? Bercanda ah."

"Ini ibuku pengen ketemu kamu sekarang. Kalau kamu mau nikah sama aku, aku ajak kamu ke rumah sekarang. Kalau nggak, aku bilang sama ibuku nanti kuajak wanita lain ke rumah."

"Tapiii.. kamu kan belum kenal aku banget Wan?"

"Siapa bilang belum. Kamu hobinya olahraga, supel, bisa ngaji, sholat 5 waktu, punya banyak cita-cita dan harapan, cerdas, mandiri dan yang paling penting kamu bisa diandalkan. Dan aku mengandalkan kamu buat jadi ibu anak-anakku besok."

Rosa kaget. Ini benar-benar tidak ada dalam rencana hidupnya. Baru saja dia merencanakan untuk meninggalkan Awan dan kembali pada Danu.

Sunyi. Rosa tenggelam pada pikirannya sendiri. Awan masih terus menatapnya. Awan tidak pernah sekalipun menyakiti Rosa. Memang dia terkadang ada terkadang tidak, tapi Awan akan siap ketika Rosa butuh bantuan. Tidak sekalipun juga mereka membahas soal hati atau percintaan, Awan sangat tertutup untuk yang satu itu. Rosa pun tidak ingin membagi kisahnya dengan Awan.

Bagaimana mungkin Awan tiba-tiba mengajaknya menikah.

Cukup lama Rosa terdiam sampai akhirnya dia menggeleng.

Awan terkejut. Dia menundukkan kepala.

"Maaf ya Ros kalau begitu. Aku harap ini gak akan mempengaruhi hubungan pertemanan kita di kantor."

"Iya. Aku juga minta maaf ya. Aku gak nyangka kalau akan seperti ini."

"Aku udah lama suka sama kamu. Aku selalu merhatiin setiap langkahmu. Aku tahu kamu sekarang diajak balikan sama mantan kamu. Aku bahkan tahu kemana kalian sempet keluar bareng. Aku juga tahu kamu anaknya gampang banget mengungkapkan perasaan. Tapi aku suka, kamu jujur."

Rosa berdiri. Membawa tasnya lalu menggandeng tangan Awan.

"Oke, kalau gitu ayo kita ketemu ibu mu. Aku gak akan bisa nolak diajak nikah sama pria yang aku idam-idamkan bukan?" Rosa tersenyum.

Mereka menyusuri malam itu bersama. Menuju rumah Awan untuk melangkah ke jenjang selanjutnya.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤






Senin, 21 Agustus 2017

Gagal (?)

Kali ini kayaknya aku memang sedang tidak beruntung. Gak bisa dibilang gagal juga sebenarnya, karena toh aku punya keluarga yang sangat baik.

Gak masalah, belum berhasil di satu hal, asalkan aku masih punya cadangan keberhasilan di lain hal.

Kalimat ini sebenarnya udah seringkali dilarang aku ucapin sama suamiku, tapi entah kenapa gak pernah bisa hilang dari pikiran. Kira2 begini kalimatnya, "padahal aku sudah.... tapi kenapa hasilnya...."
Kalau suamiku tau aku masih sering pikirin kalimat ini, pasti dia marah.

Satu hal kenapa dia gak suka sama kalimat itu, menurutnya aku gak yakin sama Allah. Harusnya lakukan aja yang terbaik yang aku bisa, apapun hasilnya itu bukan urusan kita. Bener sih, banget malah.

Tapi kok aku tetep sedih ya? Ini soal kerjaan. Curhatan intinya ya sama kayak kalimat yang gak disukain suamiku itu. Dari awal tahun loh kejadiannya, dan semacam perulangan yang nyata banget kalau aku sering gagal (?) dalam target.

Kali ini kayaknya puncak kegelisahan. Efeknya? Entah kenapa tiba2 ganglion di tangan yg sudah 2x operasi ini tiba2 nyeri lagi dan kumat. Aku masih berdoa ini gak akan lama dan cepet ilang lagi gejalanya setelah aku rajin perban tangan. Efeknya lagi, ini menstruasi keduaku di bulan yang sama. Aneh! Aku jarang banget sampai kayak gini. Terakhir seingetku waktu aku masih kuliah, itu udah lebih dari 5 tahun lalu loh! 

Ternyata setelah aku pikir2, stres itu dampaknya luarbiasa ya. Bisa ekstrem juga dampak stresku. 

Mudah-mudahan aku segera dikasih jalan keluar terbaik sama Allah dan positifnya Alhamdulillah jatah gagalku sudah berkurang, toh aku masih beruntung masih terima gaji tiap bulan gak pernah telat. Terimakasih Allah, I love you 😍

Senin, 17 Juli 2017

Tasaka

Malem2, gak bisa tidur malah ngeliatin dia tidur. Tiba2 kepingin aja gitu nulis namanya disini. Sebenernya sih, namanya gak perlu ditulis juga sudah tertancap rapi dalam setiap doa. Dulu, 25 Juni 2015 kami, orangtuanya, sepakat memberi nama Tasaka Sabian Ramadhan. Tasaka artinya cerdas dan cemerlang. Sabian artinya penghuni surga. Ramadhan artinya dia lahir di bulan Ramadhan. Harapan kami tinggi sekali padanya. Seiring berjalannya waktu, doa2 kami tidak hanya tentang arti namanya, masih berjejer doa lain yg selalu kami panjatkan untuknya.


Sekarang dia sudah menginjak 2 tahun. Waktu yg singkat sekali kalau ingat gimana dulu saya berjuang antara keyakinan dan kepasrahan buat melahirkan. Tasaka sekarang makin pintar. Dia dengan gampangnya menirukan apa yg orang lain ucapkan. Bahkan dia sudah bisa ngomong Rrrrr tanpa cadel sedikitpun. Tasaka tumbuh jadi anak yg ganteng. Bulu matanya lentik, sering bikin iri orang lain. Tasaka juga cepat sekali menangkap hal baru. Dia sudah hafal beberapa lagu anak2, misalnya cicak2 di dinding, naik kereta api, burung kakatua, bintang kecil, pergi ke Makkah, bahkan twinkle2 little star. Oke, hafal disini bukan berarti dia sudah jelas sekali bicara, hanya saja dia akan sangat mudah meneruskan teks ketika kita ingatkan.


Tasaka dengan segala tingkah polahnya yang kadang bahkan masih sering susah sekali makan. Ditambah lagi setelah lewat 2 tahun ini dia masih susah untuk disapih. Pernah saya benar2 tega menolak saat dia nangis menjerit2, akhirnya hati saya luluh. Gak tega sekali ngelihat wajahnya yg polos dan kayaknya haus banget dan hanya asi yg bisa nyegerin tenggorokannya.


Tasaka sudah semakin hebat. Tetap dan selalu hebat ya nak, semoga tulisan ini kelak bisa jadi pengingat gimana lucu, ganteng, pintar dan hebatnya kamu saat masih kecil.

Oh iya satu lagi, Tasaka senang sekali kalau pergi ke masjid dan diajak solat. Dia bahkan ketika pergi tiap ngelihat masjid selalu nunjuk2 sambil bilang "jid,jid,lat" (masjid, masjid solat). Tasaka bahagia dan sangat girang lho kalau diajak ke masjid. Semoga tetap istiqomah sampai maut ya nak.


Mama loves you...

Rabu, 08 Maret 2017

Rumah Dijual di Barat Surabaya

Bismillahirrohmanirrohiim.. dijual rumah di Swan Menganti Park Blok F28, Menganti, Gresik, Jawa Timur

Lt. 105m2, Lb. Sekitar 50m2, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi. Masih terikat KPR dengan Bank (sistem jual beli saya jelaskan bagi yg berminat). Bonus AC, Kulkas, mesin cuci dan bufet kayu. 


Harga 565 juta, nego. Terbuka nego sampai deal. Butuh segera untuk bisa terjual. Bagi yg mau tanya2 atau berminat bisa langsung hubungi 081233263747 atau 08113155234. Terimakasih






Mulutmu, Harimaumu

Istilah ini memang bener2 harus diresapi dan dijaga. Ternyata apapun yg kita katakan pada orang lain itu adalah senjata yg suatu saat bisa kembali menyerang kita.


Mungkin bukan mulutmu harimaumu, bisa juga diganti mulutmu, bumerangmu. Apa yg sudah kita ucapkan, memang tidak selamanya akan berbalik dengan kondisi yg sama. Ambil saja contoh ketika kita mengucapkan terimakasih pada orang yg telah menolong kita dengan tulus, saat itu dia merasa senang karena kita menghargainya. Suatu saat bisa jadi bukan kita yg mendapat ucapan terimakasih dari orang yg kita tolong, tapi kita justru dapat bantuan lain dari orang yg lain lagi. Pun, sebaliknya.


Sangat penting menjaga ucapan. Jika kita sebagai pimpinan, ada baiknya benar2 menjaga perasaan bawahan. Setiap orang pernah lho melakukan kesalahan. Setiap orang berhak kok dimaafkan. Saat mereka salah pun, mereka harus mau menerima kalau dimarahin. Tapi justru disini peran seorang pemimpin diuji. Bagaimana dia memarahi bawahannya dan bagaimana dia menyikapi kesalahan bawahannya.


Harus dengan marah2 dan mengucapkan banyak kata tidak pantas? Harus dengan marah2 teriak2 seakan murka dan bawahannya adalah orang paling bersalah di dunia? Harus juga memarahi di depan orang banyak?



Sebagai cerminan, saya juga bukan seorang pemimpin dan saya sama sekali tidak punya harapan untuk bisa jadi pemimpin (jadi istri pemimpin aja cukup lah ya, ekekkekeke). Hari ini saya banyak belajar, bagaimanapun status sosial seseorang ternyata bisa sangat berdampak pada tingkah lakunya.


Bahkan seseorang dijadikan pemimpin pun masih harus terus belajar dan terus berbenah. Bukan pemimpin itu selalu benar dan selalu tahu segalanya. Bukan. Seorang pemimpin yang baik bukan seperti itu.


Mari kita ubah perilaku dan pemikiran kita. Tidak harus menunggu jadi pemimpin untuk berubah, tapi ketika kita sudah menjadi pimpinan, jangan pernah lupa hari kemarin. Itu saja.



Semoga kelak saya bisa segera lepas dan terhindar dari orang2 seperti itu. Atau mungkin tidak akan pernah bisa? Setidaknya semoga saya dikuatkan dan tetap diberikan jalan terbaik jika bertemu dengan mereka. Aamiin.




-tyas, anak buah yg hanya remah2-

Selasa, 21 Februari 2017

Bukan mauku

Sebenarnya bukan keinginanku untuk mengerjakannya. Aku pun dapat kesempatan dari orang lain yang sudah lama mengenalnya dan selanjutnya diberikan padaku.

Memang, dia ini sekarang sudah jadi milikmu, teman. Tapi orang lain yang mengenalkannya padaku sama sekali tidak tahu kalau dia milikmu.


Kalau sekarang aku mendapat kesempatan berkenalan dengannya dengan jalan yang berbeda, kenapa harus kamu halang2i teman? Aku sama sekali tidak akan mengambil yang sudah milikmu. Aku toh hanya mengerjakan lainnya yang saat ini belum kamu miliki. Ada yang salah?

Aku tahu statusmu jauh diatasku. Kamu kaya, kamu berada dan kamu terpandang. Tapi tolong, jangan semena-mena sama orang lain. Tolong juga, jangan selalu memaksakan kehendakmu. Banyak orang lain di luar sana, yang mungkin bukan aku saja yang pernah atau sering tersakiti karena sikapmu.



Tetap ingat saja, Allah itu Maha Adil. Allah sama sekali tidak melihat derajat seseorang dari hartanya. Kamu tidak takut kalau aku atau orang2 lain di luar sana mengeluh padaNya dan meminta hak kami? Jangan semena-mena ya, tolong. Bersikap baik sajalah pada siapapun.


-aku yang sama sekali gak ada niat menyusahkanmu karena itu kelolaanmu-

Rabu, 01 Februari 2017

Februari

Sebenernya gak ada yang special dengan Februari. Gak ada satupun anggota keluarga yang ulang tahun di Februari. Gak ada momen khusus juga di Februari.


Tapi ada satu nasehat yang mendadak jadi sangat aku suka. Ternyata emang bener belajar itu bisa dari mana aja, dari siapa aja dan kapan aja. Oke, jadi tadi waktu di kantor ada yang bilang
"Walaupun kamu udah berusaha maksimal, kamu ngerasa udah mencapai sesuatu tapi pada akhirnya tetep tak satupun yang melihatmu, tenang saja. Cukup sediakan waktu untuk dirimu sendiri, lakukan apa yang kamu suka walaupun cuma sehari. Kasih penghargaan untuk dirimu sendiri. Bahagiakan dirimu sendiri atas pencapaianmu saat itu. Udah gitu aja."


Semudah dan sesimpel itu pemikirannya. Mungkin ini yang terkadang sering aku lewatkan. Aku tahu, aku bukan sosok orang yang berprestasi. Aku bukan sosok orang yang didambakan posisinya oleh orang lain. Aku bukan juga sosok orang yang menonjol dalam hal apapun.


Kalau boleh dibilang, hidupku sesungguhnya datar. Aku gak pernah jatuh, tapi jarang pula di puncak. Cukup dapet 3 besar ranking di kelas, atau sampai 10 besar sudah sangat melegakan buatku. Bisa sekolah di sekolah negeri yang notabene sekolahnya juga bukan sekolah yang jelek tapi juga bukan yang paling bagus di kota.

Prestasi? Kalau mau tanya soal juara, bisa dibilang aku hampir gak pernah juara. Tapi, aku juga sama sekali gak pernah di bawah. Efeknya? Aku jarang sekali diakui. Jarang sekali mendapat penghargaan dan jarang sekali dikenal.


Bukan sebenernya pengen dikenal, tapi sesekali mendapat penghargaan atas sebuah keberhasilan kecil itu sebenernya menyenangkan lho.


Eh, aku pernah mendapatkannya dari orang tua. Kala itu aku dibelikan sepeda pancal baru karena berhasil masuk SMP Negeri.


Tapi ketika aku berhasil menyumbat air dari pipa yang bocor karena ulahku juga, aku gak mendapat penghargaan.


Sekiranya mulai sekarang aku akan mencoba menghargai diriku sendiri. Bisa dimulai dengan creambath di salon saat berhasil ngejual baju anak 3 biji sekaligus kan? 😝