Selasa, 21 April 2020

Kartini

Hari Kartininya udah kemaren, baru nulisnya sekarang. Udah berasa jadi orang paling sibuk di dunia aja lah saya ini hhahaha. Bercanda ya..

Ngomongin soal Kartini, semakin kesini sudah terlalu banyak cerita dan kisah inspiratif yang beredar di luar sana tentang hebatnya seorang wanita yang terinspirasi dari sosok Kartini katanya. Mendadak jagad dunia maya selalu dihebohkan dengan tulisan-tulisan mengenai sosok "Kartini" jaman now. Kalau saya gak salah tebak, kalian semua pasti setuju kan dengan pendapat saya ini? 

Ternyata, jauh sebelum sosok Kartini lahir dan menginspirasi banyak wanita keren di Indonesia, ada sosok wanita yang juga tidak kalah keren dari Kartini. Siapa beliau? Siti Hajar. Sudah tahu kan ceritanya mengelilingi Safa Marwa demi mencari seteguk air pelepas dahaga? Lalu apa yang terjadi? Bayi mungilnya yang ternyata memberinya rejeki dari arah yang tak disangka-sangka. Saya bukan mau cerita sejarah ya, hanya memberikan sedikit tambahan cerita lain saja.

Masih tentang Hari Kartini, mungkin sekitar puluhan tahun kemudian setelah lahirnya Kartini, juga telah lahir sosok perempuan yang tidak kalah hebat bagi saya. Siapa dia? Ibu saya. Ah, di luar sana semua orang juga sudah banyak menulis tentang kehebatan ibu mereka masing-masing. Lalu apa istimewanya? Semua wanita selalu istimewa. Tidak ada wanita yang tidak istimewa. Kalaupun saya cerita tentang ibu saya, ceritanya pasti sama dengan cerita di luar sana. Bagaimana hebatnya ibu saya berjuang, kerja keras dan tetap berjuang mendidik anak-anaknya, dan masih banyak cerita hebat lainnya. Nah kan, hebat ibu saya?

Oke saya lanjutkan. Jadi sebenarnya saya mau nulis apa sih? Hha.

Saya mau cerita tentang kehebatan saya sendiri saja lah. Toh, menghargai apa yang sudah diri sendiri lakukan itu suatu hal yang penting. Kenapa? Ya supaya saya tetap termotivasi dan tetap semangat melakukan yang terbaik. Bener apa bener?

Saya istri dan ibu dua orang jagoan kecil usia 5 dan 1 tahun. Dulu, setelah lulus kuliah S1, cuma S1 nih gak lebih hahahaha, ibu saya pernah berharap saya melanjutkan jenjang S2 mencari beasiswa. Eh, bukannya nurut saya malah kerja dan gak lama setelah itu menikah. Sudah enak-enak kerja, eh malah resign dan sekarang cuma tidur-tiduran aja di rumah tiap hari sambil pegang HP jualan online. Apanya yang hebat? Katanya mau cerita kehebatan saya tadi? Ternyata cuma gitu aja. 

Iya, ternyata saya gak hebat ya. Cuma ibu rumah tangga, punya suami dan 2 orang anak, kerjaan setiap hari momong anak, beberes rumah kalo gak capek sambil nungguin ada yang bantu tiap hari, jualan online sambil tidur-tiduran, kalau weekend selalu nodong suami untuk jalan-jalan. Halah, standard uripku ternyata. Gak jadi hebat donk?

Yoweeesss rapopo gak hebat, saya memang bukan Kartini, Siti Hajar atau bahkan ibu saya. Saya gak bisa seperti mereka yang kuat dalam menghadapi hidup. Saya masih suka nangis kalau pas anak-anak rewel gak jelas atau suami sibuk sendiri jadi gak punya waktu buat saya. Hahahaha.

Saya cuma bisa belajar dan belajar buat jadi istri dan ibu yang baik dan bisa dibanggakan keluarga saya. Mudah-mudahan besok besok ada yang cerita tentang kehebatan saya ya 😉😉

Jumat, 21 Februari 2020

Mama, Jangan Sakit...

Pernah dengar pepatah bilang, "Ibu itu harus sehat. Ibu itu gak boleh sakit, bagaimanapun caranya."

Sekarang baru benar-benar merasakan efeknya.

Sejak punya 2 anak, saya pernah berjanji sama diri saya. Saya akan lakukan apapun semua sesuai kemampuan saya. Saya jaga anak-anak saya, saya bersihkan rumah saya, saya pel, saya setrika, memasak, saya harus tetap punya uang sendiri dengan berjualan online. Saya gak akan merepotkan orang lain, pun suami saya sendiri. Saya tahu suami saya bukan orang yg peka, bahkan cenderung tidak peduli jika tidak di"sentil".

Sampai akhirnya malam ini, 21 Februari 2020, saya tumbang. Tadi pagi saya ke dokter diantar suami dan anak-anak. Hasilnya? Saya positif tipes dan ada sedikit penurunan trombosit. Sudah tahu kan apa yg seharusnya dilakukan setelahnya? Istirahat total.

Rencana saya begitu, tapi kembali lagi. Ibu harus sehat, ibu harus kuat.

Saya sedang dilanda pusing berat saat ini dan suami saya terlelap di sebelah saya setelah lelah berolahraga. Saya tahu saya harus tetap sehat untuk anak-anak saya.

Mama, jangan sakit...kata-kata itu berulang kali diucapkan anak sulung saya yg berusia 4.5th. Aku sedih kalau mama sakit. Begitu tulus dia ucapkan sambil memijat tangan saya penuh mesra.

Ah, nak..kamu keren sekali. Mama pasti sehat, mama harus kuat 😊