Rabu, 27 Januari 2010

Fisika mata

Mata sebagai alat optik memiliki manfaat yang cukup besar bagi seseorang. Kita dapat melihat benda-benda karena adanya cahaya menerpa benda dan masuk ke mata. Sel-sel yang peka cahaya di bagian belakang mata mengirim informasi ke otak agar seseorang dapat melihat dengan jelas.

Struktur Mata

Mata, sama seperti telinga, terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Lapisan terluar

Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa, yang mana bagian posteriornya adalah sklera yang berfungsi untuk memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk otot ekstrinsik.

Perpanjangan anterior sklera adalah kornea mata yang berfungsi untuk mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.

2. Lapisan tengah

- Lapisan koroid, yaitu lapisan yang berfungsi untuk memberikan nutrisi pada mata, serta terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya.

- Badan siliaris yang merupakan tempat perlekatan lensa dan penting dalam akomodasi penglihatan.

- Iris adalah perpanjangan sisi anterior koroid dan berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.

- Pupil adalah lubang di bagian tengah iris tempat cahaya masuk ke lensa. Apabila cahaya terang maka pupil akan menguncup, dan demikian sebaliknya.

3. Lensa

Lensa terletak tepat di belakang pupil. Elastisitas yang dimiliki tinggi, namun akan menurun seiring proses penuaan. Lensa memiliki dua permukaan yang masing-masing memiliki kemampuan memfokuskan bayangan, dan permukaan belakang lensa lebih lengkung dibanding depan.

Fungsi lensa adalah memfokuskan objek pada berbagai jarak. Kemampuan untuk mengubah daya fokus disebut dengan daya akomodasi mata (memipih atau mencembung). Selama mata melihat jauh, lensa mata menjadi gepeng dan berada pada daya yang paling rendah. Selama mata melihat dekat, lensa berubah menjadi bentuk yang lebih bulat dan daya pemfokusannya menjadi lebih besar. Namun semakin tua usia seseorang, daya akomodasi yang dimiliki semakin menurun sehingga dengan sendirinya kemampuan melihat juga menurun.

4. Rongga mata

Lensa memisah bagian dalam mata menjadi dua rongga, yaitu anterior dan posterior.

- Rongga anterior

Didalamnya berisi aqueous humor yang terletak diantara lensa dan kornea, yaitu suatu cairan bening yang diproduksi untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor juga mengandung banyak komponen darah dan menyalurkan zat gizi ke lensa dan kornea yang tidak berpembuluh darah. Fungsi lainnya yaitu untuk mempertahankan bentuk bola mata karena ada tekanan intraokular.

- Rongga posterior

Didalamnya berisi vitreous humor yang terletak diantara lensa dan retina, yaitu suatu gel transparan yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea.

5. Retina

Retina adalah suatu lapisan pada mata yang tipis dan transparan. Fungsi retina adalah mengubah bayangan cahaya yang masuk mata menjadi impuls listrik saraf yang dikirim ke otak. Retina menutupi separuh belakang bola mata. Walaupun luas retina ini bermanfaat untuk memberikan penglihatan dari sudut yang besar, namun sebagian besar penglihatan terbatas ke suatu daerah kecil yang disebut bintik kuning. Semua penglihatan tajam berlangsung di bagian yang sangat kecil di bintik kuning yang disebut fovea sentralis.

Retina mengandung reseptor yang peka cahaya yang disebut tangkai (rod) dan kerucut (cone). Kerucut terutama digunakan untuk melihat pada siang hari, sedangkan tangkai untuk penglihatan malam hari.

Tangkai (rod) peka terhadap cahaya biru-hijau (λ= 510 nm), sedangkan kerucut (cone) peka terhadap cahaya kuning-hijau (λ= 550nm). Keduanya memiliki sensitifitas yang sama untuk sinar merah. Bagaimana seseorang dapat melihat warna-warna lain selain warna diatas??(misalnya warna cokelat, ungu, dan kuning)

Pada mata terdapat tiga titik-titik kecil warna merah, hijau, biru. Titik-titik tersebut dapat menghasilkan berbagai kombinasi semua warna dalam spektrum cahaya. Dengan cara serupa sinyal dikirim ke otak dalam berbagai kombinasi sehingga otak dapat menentukan warna.

Ketajaman penglihatan mata untuk menentukan berbagai macam warna dipengaruhi oleh perbedaan panjang gelombang untuk warna yang berbeda-beda, misalnya saja warna biru tua (390nm) menjadi merah tua (760nm). Perubahan panjang gelombang tersebut menyebabkan terjadinya perubahan indeks bias pada mata sehingga memungkinkan prisma untuk menguraikan sinar putih menjadi pelangi warna.

Inilah yang menyebabkan seseorang dapat melihat warna-warna lain selain warna utama yaitu merah, hijau, biru.


Secara singkat, proses penglihatan adalah sebagai berikut :

Cahaya masuk mata àkornea mata memfokuskan berkas cahaya àiris mengendalikan diameter pupil agar cahaya diteruskan ke lensa mata à lensa mata (bentuknya berubah-ubah bergantung pada jarak yang berbeda-beda) melakukan pemfokusan halus àbintik kuning pada retina mengubah bayangan cahaya yang masuk mata menjadi impuls listrik saraf à otak

Seseorang dikatakan memiliki penglihatan normal jika berkas cahaya yang masuk mata yang telah difokuskan oleh lensa jatuh tepat pada retina. Jika cahaya yang masuk tidak tepat pada retina, maka seseorang dikatakan memiliki kelainan pada mata, diantaranya rabun dekat, rabun jauh, astigmatisma.

- Rabun dekat adalah ketika cahaya yang masuk mata jatuh di belakang retina, sehingga seseorang tidak dapat melihat jelas pada jarak dekat, dan dibantu dengan menggunakan lensa positif.

- Rabun jauh adalah ketika cahaya yang masuk mata jatuh di depan retina, sehingga seseorang tidak dapat melihat jelas pada jarak jauh, dan dibantu dengan menggunakan lensa negatif.

- Astigmatisma adalah keadaan dimana kornea atau lensa mata seseorang tidak seimbang bentuknya, sehingga penglihatan menjadi buram pada jarak dekat maupun jauh. Penderitanya dapat ditolong dengan lensa silindris.

Penyakit mata dan terapinya

Ada beberapa penyakit mata yang membahayakan penglihatan seseorang, salah satunya adalah glaukoma.

Glaukoma adalah suatu penyakit yang terjadi ketika produksi cairan bola mata meningkat atau cairan bola mata tidak mengalir dengan sempurna sehingga mengakibatkan tekanan pada bola mata menjadi tinggi. Karena tekanan yang tinggi ini berakibat pada serabut – serabut saraf di dalam saraf mata menjadi terjepit dan mengalami kematian. Akibatnya kontak mata dengan otak menjadi sangat terganggu dan terjadi kebutaan.

Tekanan bola mata diukur dalam millimeter air raksa (mmHg). Tekanan bola mata setiap orang berbeda-beda, namun normalnya berkisar dari 10 sampai dengan 21 mmHg. Ketika tekanan bola mata seseorang lebih tinggi dari 21 mmHg, maka seseorang memiliki risiko menderita glaukoma.


Glaukoma terbagi menjadi 2 jenis, yaitu glaukoma akut dan glaukoma kronik

1. Glaukoma akut

Glaukoma akut biasanya terjadi secara mendadak, dengan gejala nyeri mata yang berat atau sakit kepala, pandangan menjadi buram, melihat pelangi di sekitar lampu, mual, dan muntah. Pada glaukoma jenis ini terjadi hambatan penyaluran keluarnya cairan dalam bola mata yang menyebabkan peningkatan tekanan intra ocular mendadak.

2. Glaukoma kronik

Perjalanan penyakitnya lambat, sehingga perlu pemeriksaan berkala untuk deteksi dan penanganan dini. Penderita biasanya sering tersandung saat berjalan karena telah terjadi penyempita lapang penglihatan (seperti melihat melalui lubang kunci) akibat glaukoma, sedangkan penglihatan sentralnya tidk terganggu.

Pada umumnya seseorang baru menyadari adanya titik buta pada waktu kerusakan serabut saraf optik mulai parah. Bila seluruh serabut saraf rusak maka terjadi kebutaan total. Sering kali orang mulai memperhatikan kesehatan matanya begitu merasakan adanya gangguan pada penglihatannya. Bila sudah demikian, tindakan yang bisa dilakukan sudah pasti kurang maksimal dan memuaskan.

Pemeriksaan untuk mendeteksi glaukoma

1. Tonometri (pengukuran tekanan bola mata)

2. Funduskopi (pemeriksaan retina dan saraf mata)

3. Perimetri (pemeriksaan luas penglihatan)

4. Gonioskopi (pemeriksaan sudut bilik mata depan)

Penyembuhan yang dapat dilakukan

Seseorang yang menderita glaukoma sebaiknya segera melakukan pengobatan dan terapi rutin, karena jika sudah terjadi kebutaan maka akan bersifat permanen dan tidak dapat disembuhkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyembuhan glaukoma, yaitu pemberian obat-obatan (medikamentosa), laser dan operasi filtrasi.

Pemberian obat-obatan biasanya dilakukan pada tahap awal. Terapi obat-obatan memerlukan pertimbangan khusus karena tidak semua obat glaukoma aman dipakai untuk semua orang. Hal yang harus diperhatikan antara lain adanya riwayat asma, kelainan jantung atau ginjal dan adanya peradangan mata. Apabila tidak terdapat kontraindikasi, maka obat tersebut dapat diberikan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kualitas hidup pasien, sehingga biasanya seorang dokter mata maksimal memberikan 3-4 macam obat tetes. Apabila obat tidak dapat menurunkan tekanan mata, maka dapat dilakukan laser atau operasi filtrasi tergantung pada keadaan pasien.

Pada jenis terakhir, laser / operasi filtrasi adalah terapi pilihan pertama. Ketika pertama kali datang, penderita glaukoma akan mendapat pemeriksaan lengkap kemudian ditentukan jenis terapi yang akan diberikan.


Operasi filtrasi pada dasarnya adalah pembuatan saluran keluar cairan dalam bola mata (akuos humor), karena diketahui bahwa peninggian tekanan mata terjadi akibat hambatan aliran akuos. Dengan operasi ini diharapkan akuos dapat mengalir dan tekanan bola mata kembali normal.

Sebisa mungkin diharapkan masing-masing individu memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan matanya.


Naahh itu tadi sedikit ilmu ttg mata Semoga bergunaaa amiieennn

2 komentar:

  1. Saya adalah penderita penyakit mata glaukoma. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah sembuh berkat obat tetes mata herbal. Silakan baca kisah saya selengkapnya di www.tokoradixvitae.blogspot.com

    BalasHapus
  2. waahh selamat yaa..

    semoga blog saya turut membantu dalam proses penyembuhan anda ^_^

    sya turut senang mendengarnya

    BalasHapus